Senin, 24 Januari 2011

Jalan ke Simpang Jernih Ditelantarkan

Mon, Jan 10th 2011, 09:34

LANGSA - Warga Simpang Jernih di pedalaman Aceh Timur hingga kini nyaris tak merasakan nikmatnya pembangunan. Kendati empat jalan terobos telah dibuka sejak beberapa tahun lalu, namun satu pun selesai dilakukan pengerasan hingga ke Simpang Jernih. Jalan terbaru yang ditelantarkan sejak empat bulan lalu adalah pengerasan Jalan Alur Tui menuju Simpang Jernih melalui dana Otonomi Khusus (Otsus) Pemerintah Aceh.

Jalan sepanjang 11 km itu baru dilakukan pengerasan sekitar 2 Km. Anehnya lagi, material pengerasan yang digunakan adalah batu sungai, bukan batu darat, sehingga warga khawatir daya tahan jalan tersebut. Disebut-sebut, kontraktor pengerjaan jalan tersebut juga sudah menarik uang hingga 70 persen. Padahal realisasi baru 20 persen.

Salah seorang tokoh masyarakat Simpang Jernih, Iskandar kepada Serambi, Sabtu (8/1), mengatakan, pembangunan di kawasan pedalaman Aceh Timur masih terasa diabaikan. Buktinya, warga pedalaman hingga kini belum merasakan nikmat pembangunan jalan.

Ia memaparkan, ada empat jalan terobos yang sudah dibuka menuju Simpang Jernih, namun tanpa pengerasan. Keempat jalan tersebut adalah jalan dari Jamur Labu, jalan dari Blang Tualang, jalan dari Babo, serta jalan dari Alur Tui menuju Simpang Jernih. “Ada apa sebenarnya di Simpang Jernih, jalan cukup banyak dibuka, tapi tak satu pun yang dikeraskan,” kata Iskandar diamini tokoh masyarakat Simpang Jernih lainnya, Aman Genap.

Iskandar mengatakan, sebagai warga desa pihaknya sangat berharap agar pembangunan di kawasan pedalaman itu bisa sedikit ditingkatkan, terutama akses jalan yang belum terpenuhi dengan baik. “Meski tidak sempurna, seharusnya kan lebih mendekati kepada yang terbaik,” kata Iskandar.

Sementara itu, Sekretaris Komisi B DPR Aceh, Usman Abdullah yang menerima delegasi warga Simpang Jernih, ini mengatakan, pembangunan jalan dari empat arah menuju Simpang Jernih ini memang bertujuan baik. Namun, jika hanya terkesan memboroskan anggaran daerah, maka tentu pekerjaan tersebut akan menjadi sia-sia.

Untuk itu, pria yang kerap disapa Toke Seuem, ini mendesak Pemerintah Aceh untuk betul-betul memprioritaskan pembangunan pada skala perencanaan yang matang. Sehingga, tidak ada indikasi penghambur-hamburan uang negara dalam setiap pengerjaan proyek. “Apalagi ini menyangkut kebutuhan utama warga pedalaman. Pemerintah harus lebih proaktif menyusun program kerja untuk capaian pembangunan yang maksimal,” demikian politisi Partai Aceh, ini.(yuh)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar