Senin, 01 Agustus 2011

3 desa Terancam Hilang

SATURDAY, 11 JUNE 2011 07:21

PEUREULAK, ACEH TIMUR- Untuk menghindari konflik sosial yang berkepanjangan antara warga masyarakat dengan pihak perkebunan karena wilayah gampong masuk dalam HGU, maka Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, diminta ambil sikap untuk mengeluarkan gampong (desa—red) seperti Seumanah Jaya, di Kec. Ranto Peureulak, Aceh Timur, dalam HGU dan menjadi sebuah gampong yang permanen.

Demikian Wakil Bupati Aceh Timur, Nasruddin Abubakar, menanggapi pengusiran warga oleh pihak kebun PT Atakana, di Kec. Ranto Peureulak saat kenduri di Makan Sultan Tgk. Abdurrahman Syah di Gampong Seumanah Jaya, Rabu (8/6) lalu.

Dia menjelaskan, pasca reformasi dan damai Aceh, muncul sejumlah konflik antara masyarakat dengan pihak perkebunan seperti warga gampong Seumanah Jaya dengan PT Atakana, dan Gampong Gajah Mentah dengan PT Patria Kamoe di Kec. Sungai Raya serta warga masyarakat di PT. Bumi Flora di Kec. Banda Alam.

“Ini semua merupakan akibat ketidak selektifan pemerintah dulu dalam memberi HGU kepada perusahaan perkebunan. Akhirnya banyak gampong yang hilang karena masuk dalam areal HGU perusahaan,” ujar Wabup Nasruddin seraya menambahkan, untuk itu Gubernur harus mempertimbangkan kembali untuk memperpanjang HGU perusahan-perusahan tersebut nantinya.

“Karena memang ada wilayah ataupun Gampong yang hilang akibat HGU. Jadi ke depan kita berharap semua gampong yang sudah masuk dalam HGU untuk dikeluarkan,” tambah Nasruddin lagi, seraya mengatakan, ironisnya banyak gampong yang memiliki nilai sejarah hilang dalam peta pemerintah Aceh.

Padahal, tambahnya, sejak zaman dahulu kala disana pernah bermukim ribuan orang, tapi karena kebijakan pemerintah itu sendiri yang dinilai tidak selektif akhirnya nama-nama wilayah itu hilang dan tinggal nama.

“Pemkab Aceh Timur sangat mendukung sepenuhnya Gampong Seumanah Jaya ini dikeluarkan dari HGU PT Atakana,” ujar Nasruddin.

Berdasarkan data yang dimiliki masyarakat setempat, Gampong Seumanah Jaya sudah berdiri sejak tahun 1917 di mana waktu itu di pimpin oleh seorang geuchik yang bernama Lambot. Kurang lebih ada 50 kepala keluarga yang bermukim di Seumanah Jaya yang dulu hanya disebut ‘Seumanah’.

Tgk. Idris, tokoh masyarakat setempat mengatakan, bukti sejarah lain bahwa di wilayah ini juga ada makam Sultan Tgk Abdurrahman Syah. Beliau adalah nenek dari Putri Nurul A’la Peureulak.

“Dan masih banyak fakta sejarah lainya seperti di wilayah ini banyak bermukim orang arab dan Persia. Atas hal ini tidak heran bila menumukan wajah yang berhidung mancung seperti bangsa Arab,” katanya.

Sumber Waspada.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar