Rabu, 08 Desember 2010

Timur-Utara Banjir

* Ratusan Rumah Terendam di Langsa
Sun, Dec 5th 2010, 10:39


Warga bertahan di depan rumah mereka yang terendam banjir akibat meluapnya sungai Langsa setelah hujan deras mengguyur kawasan itu, Sabtu (4/12) dini hari. Ratusan rumah warga di Kecamatan Langsa Lama dan Langsa Kota terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter lebih. SERAMBI/ZUBIR


LANGSA - Hujan deras yang mengguyur Kota Langsa dan sekitarnya sejak Sabtu (4/12) dini hari menyebabkan meluapnya Krueng Langsa dan merendam sejumlah kawasan di Kecamatan Langsa Lama dan Langsa Kota. Sedangkan di Aceh Utara, puluhan desa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Krueng Keureutoe dan Krueng Pase terendam. Musibah serupa juga menimpa desa-desa di Kota Lhokseumawe. Dandim 0103, Letkol CZI Wakhyono memerintahkan Koramil di jajarannya siaga penuh.

Di Kota Langsa, hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu dini hari sempat merendam ratusan rumah yang tersebar di Gampong Sidorejo, Pondok Pabrik, Sidodadi, Asam Petek, Meurandeh Aceh, Meurandeh, dan Gampong Baroh di Kecamatan Langsa Lama. Kantor Camat Langsa Lama di Gampong Sidodadi juga ikut terendam.

Perumahan di Kecamatan Langsa Kota, seperti di Lorong Kuburan Cina dan Lorong Ampera Gampong Jawa Belakang, sekitar Jalan Titi Camat Gampong Teungoh, Lorong Tanjung Putus Gampong Jawa Muka, Gampong Jawa Baru sempat terendam setinggi lebih kurang 1,5 meter. Luapan yang begitu cepat dilaporkan terjadi sejak pukul 06.00 WIB kemarin. Musibah ini bersamaan dengan pasang air laut tinggi yang sedang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Di badan jalan genangan sempat mencapai 1 meter lebih. Jalur dari jalan Titi Camat, Gampong Teungoh menuju Gampong Meurandeh juga nyaris putus. Ribuan mahasiswa dari dua universitas di Langsa yaitu Universitas Samudra dan STAIN Zawiyah Cot Kala di Gampong Meurandeh mengalami kesulitan dan sebagiannya memilih tak kuliah karena tidak berani menyeberangi jalan yang terendam. Sempat pula terjadi aksi pengungsian warga ke lokasi-lokasi aman atau ke rumah sanak saudara yang luput dari musibah. Tak sedikit hewan ternak ikut terseret banjir.

Seorang warga korbabn banjir, Dirman mengatakan, luapan akibat hujan deras semalam suntuk itu mulai terjadi sejak pukul 01.00 WIB dini hari, Sabtu (4/12). Air terus bergerak naik dan mencapai bantaran sungai sekitar pukul 06.00 WIB.

Pantauan Serambi hingga pukul 21.30 WIB tadi malam, air mulai surut di hampir semua kawasan dan warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing melakukan pekerjaan ekstra membersihkan endapan lumpur.

Aceh Utara
Di Aceh Utara, banjir kembali mengepung puluhan desa di sepanjang DAS Krueng Keureutoe dan Krueng Pase. Sedikitnya lima kecamatan, yaitu Cot Girek, Matang Kuli, Lhoksukon, Pirak Timu, dan Dewantara terendam.

Hingga Sabtu sore, curah hujan di kawasan pegunungan dilaporkan masih tinggi sehingga Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol CZI Wakhyono memerintahkan Koramil di jajarannya siaga penuh. “Siapa tahu, sawaktu-waktu banjir datang tengah malam. TNI harus siaga penuh,” kata Wakhyono didampingi beberapa staf-nya kepada Serambi, Sabtu kemarin.

Pada Sabtu kemarin, Dandim Aceh Utara langsung turun ke berbagai kecamatan yang dilanda banjir dan mengerahkan anggotanya agar membantu penanggulangan di lapangan. “Belum ada warga yang harus diungsikan, bahkan di beberapa titik mulai surut. Hanya di kawasan Lhoksukon ada warga mengungsi sementara ke tempat aman,” kata Dandim Aceh Utara.

Informasi yang dihimpun Serambi, air mulai naik ke pemukiman sejak pukul 04.00 WIB, Sabtu (4/12) sehingga membuat badan jalan terendam, seperti di Desa U Baroh, Alue Drien, dan Trieng, Kecamatan Cot Girek. Selain itu, Desa Meunasah Teungoh, Meunasah Geulumpang, dan Buloh, Kecamatan Matang Kuli juga terendam. Bahkan menurut satu informasi jumlah desa yang terendam di Kecamatan Matang Kuli mencapai 11 desa.

Desa Tambon Baroh dan Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara tak luput dari rendaman banjir. Sedangkan di Kecamatan Pirak Timu beberapa desa tergenag akibat luapan Krueng Keureutoe yang dikenal ganas.

Di Desa Teungoh, Kecamatan Lhoksukon, sepanjang 10 meter tanggul Krueng Peutoe ambruk. Ini pula yang mengakibatkan air sangat deras menerjang pemukiman, seperti di Km 6 Cot Girek. “Kondisi begini sudah terjadi menahun tanpa adanya penyelesaian yang konkrit,” kata seorang warga Desa Teungoh, Kecamatan Lhoksukon, M Nasir (45).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Iskandar Madjid menyebutkan pihaknya terus memantau perkembangan bajir di lima kecamatan di Aceh Utara. “Kita sudah salurkan bantuan tanggap darurat untuk lokasi banjir. Kita berikan beras 400 gram per orang, mie instan, minyak goreng, dan telur,” kata Iskandar.

Sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, Dandim 0103 Aceh Utara Letkol CZI Wakhyono bersama Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE meninjau lokasi banjir di Lhoksukon, Cot Girek, dan Matang Kuli.

Lhokseumawe
Di Kota Lhokseumawe, Sabtu (4/12) sejumlah pemukiman masih tergenang, termasuk ruas Jalan Darussalam yang sebelumnya tak pernah dilanda banjir. Bahkan ruas jalan ke Kantor Pos dan RS Kesrem tak bisa dilalui kendaraan karena tingginya genangan.

Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Lhokseumawe, Ishaq Rizal mengatakan, penyebab banjir bukanlah akibat pembangunan waduk namun curah hujan yang sangat tinggi, di samping memang belum maksimalnya saluran dari pemukiman ke saluran induk.

Aceh Timur
Banjir juga tak luput merendam sejumlah kawasan di Kabupaten Aceh Timur akibat hujan lebat yang turun Jumat (3/12) malam. Sejumlah rumah dan kedai di kawasan Simpang Proyek, Alue Bu, Kecamatan Peureulak Barat terendam setinggi lutut orang dewasa. Warga terpaksa mengungsikan barang dagangannya ke tempat yang lebih tinggi. Sementara beras miskin (raskin) milik desa yang disimpan di kedai warga setempat juga ikut basah, meski akhirnya bisa diselamatkan.(c42/ib/c46/bah/is)

sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar