Minggu, 12 Desember 2010

Tujuh Jam Diguyur Hujan Lebat : Aceh Timur dan Tamiang Dikepung BanjirDikepung Banjir

* Peunarun-Lokop Putus, Tenggulun Kembali Terisolir
Fri, Dec 10th 2010, 11:50

IDI - Hujan lebat selama tujuh jam yang terjadi di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang pada Rabu (8/12) petang hingga malam menyebabkan sejumlah desa dalam Kecamatan Indra Makmur, Simpang Jernih, Peunarun, dan Nurussalam di Aceh Timur, dikepung banjir. Sementara di Aceh Tamiang menyebabkan tiga sungai meluap, dan Kecamatan Tenggulun kembali terisolir.

Dari Aceh Timur dilaporkan, di Peunarun, banjir menggenangi ruas jalan lintas Peunarun-Lokop. Air di atas badan jalan setinggi lutut orang dewasa. Lokasi yang terparah terdapat di kilometer 22 hingga 25, antara lain di Alur Canang, Sarah Nyala, Sarah Kayu, dan kawasan Buket Batee, Alue Canang, Peunarun Lama, Peunarun Baro.

Selain membuat arus transportasi terputus, proses belajar mengajar (PBM) juga ikut terganggu. Sekolah tidak bisa melaksanakan PBM dilaporkan SMA Negeri 1 Indra Makmur dan SD Negeri CV 3. Ketinggian air di halaman sekolah dan di jalan menuju kedua sekolah tersebut mencapai 120 centimeter.

Zainal (30), tokoh masyarakat Indra Makmue menginformasikan, kawasan yang dilanda banjir kali ini antara lain, kawasan Dusun Akoja dan Dusun Mata U, Desa Alue Ie Mirah. Selain itu, arus jalan utama persisnya di perbatasan Desa Alue Ie Mirah dan Desa Afdeling I ikut terimbas, ketingian air mencapai 120 centimeter.

Di Kecamatan Nurussalam, banjir juga menggenangi Desa Salek, M 7, Patebong, Simpang Punti, Kampung Masjid. Ketinggian air rata-rata 1-2 meter. Menurut Jakfar, warga Kampung Mesjid, masyarakat yang bermukim di M 7 tidak bisa turun lagi ke pusat kota. “Ada juga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman,” kata Jakfar.

Di Aceh Tamiang
Sementara hujan lebat yang terjadi di hulu Sungai Tamiang, menyebabkan tiga sungai yakni, sungai Sikundur dan sungai Kampung Selamat di Kecamatan Tenggulun, serta sungai Sungai Kaloy di Kecamatan Tamiang Hulu, kembali meluap, dan membuat pemukiman warga dilanda banjir.

Jalan kecamatan yang menghubungkan Kecamatan Banda Pusaka dan beberapa desa di Kecamatan Sekrak terputus akibat Gunung Sekrak longsor di lima titik. Dampaknya, sejumlah pelajar tidak bisa bersekolah, begitu juga warga tak bisa bepergian ke ibu kota kabupaten.

Camat Tenggulun, Rafie kepada Serambi, Kamis (9/12) mengatakan, banjir terjadi begitu cepat membuat warga panik dan sebagian warga terpaksa mengungsi. “Hanya dalam waktu 12 jam, Kamis (9/12) pukul 04.00 WIB, air langsung menggenangi pemukiman warga dan paginya sejumlah tempat terisolir tidak bisa dilewati, “ ujarnya. Ia menambahkan, banjir kali ini lebih besar dari yang sebelumnya.

Warga Tenggulun, Dodi (25) mengatakan, saat ini 25 kepala keluarga (KK) di Desa Simpang Kiri telah mengungsi ke balai desa yang ada di ibu kota kecamatan. Ketinggian air di badan jalan antara Simpang Mapoli dengan Simpang Kiri setinggi satu meter. Sedangkan jalan menuju Desa Tenggulun mencapai dua meter.

Banjir juga menyebabkan jalan kecamatan antara Seumadan dan Kecamatan Tenggulun terputus total karena di Simpang Lima Rimba Sawang air mencapai satu meter lebih.

Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Nora Idah Nita yang turun langsung ke lapangan, Kamis (9/10) mengatakan, terputusnya jalan tersebut disebabkan Gunung Sekrak longsor, tanah dan batu serta pohon menumpuk di badan jalan sepanjang 500 meter.

Dampak dari terputusnya badan jalan tersebut, pelajar dari beberapa desa di Kecamatan Banda Pusaka dan Sekrak terpaksa tidak sekolah karena kenderanaya tidak bisa lewat. Kondisi badan jalan antara Desa Lubuk Sidup dengan Desa Sekrak mengkhawatirkan, selain rawan longsor, badan jalan juga tergurus ke Sungai Tamiang sehingga rawan terjadi kecelakaan.

“Sementara itu badan jalan kecamatan antara Seumadan dan Desa Pulau Tiga di Desa Buket Babi, Dusun Denpasar, Kampong Pasar Kecamatan Tamiang Hulu juga amblas sedalam 25 centimeter sehingga mengganggu pengguna jalan. Kenderaan roda empat terpaksa menggunakan setengah badan jalan lainnya, namun untuk sementara tidak mengganggu arus lalu lintas,” sebut warga Tamiang Hulu, Zainal Abidin (41).(is/yuh)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar